4 Desember 2025 - 00:28
Source: ABNA
Kremlin Membantah Klaim Penolakan Rencana Perdamaian AS oleh Putin

Juru bicara Istana Kepresidenan Rusia (Kremlin) mengumumkan bahwa rumor tentang penolakan rencana perdamaian AS untuk Ukraina oleh Presiden Rusia Vladimir Putin tidak benar.

Menurut kantor berita Abna, mengutip kantor berita Sputnik, «Dmitry Peskov», juru bicara Kremlin, menjawab pertanyaan seorang wartawan tentang penolakan rencana perdamaian AS dengan mengatakan: "Tidak, itu tidak benar. Intinya adalah kemarin, untuk pertama kalinya, terjadi pertukaran pandangan langsung dan, seperti yang dinyatakan, beberapa poin diterima dan yang lain digambarkan sebagai tidak dapat diterima. Ini adalah proses kerja yang wajar untuk mencari solusi kompromi."

Ia menambahkan: Moskow berharap pihak Amerika juga akan mematuhi prinsip keheningan selama pembicaraan tentang penyelesaian krisis Ukraina. Moskow tidak mendukung diplomasi bersuara lantang, dan AS juga memiliki pendekatan yang sama. Semakin tenang suasana negosiasi untuk menyelesaikan krisis Ukraina, semakin produktif hasilnya.

Menanggapi pertanyaan lain, juru bicara Kremlin mengumumkan bahwa percakapan telepon antara Putin dan Presiden AS Donald Trump dapat dijadwalkan kapan saja.

Peskov menekankan bahwa Rusia sangat menghargai kemauan politik Trump untuk menyelesaikan krisis Ukraina secara damai dan berkata: Moskow siap bertemu dengan pejabat pemerintahan Trump kapan pun diperlukan untuk menyelesaikan situasi di Ukraina.

Pertemuan delegasi AS yang dipimpin oleh «Steve Witkoff», perwakilan khusus Presiden AS Donald Trump, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin diadakan tadi malam. Informasi pasti mengenai rincian pertemuan ini belum bocor ke publik.

Delegasi AS telah bertemu dengan pejabat Ukraina di Florida sebelum pertemuan ini. Sebuah pertemuan yang disebut oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio sebagai produktif.

Beberapa minggu yang lalu, Presiden AS Donald Trump meluncurkan rencana 28 poinnya untuk menyelesaikan krisis Ukraina, dan sejak saat itu, diskusi luas telah terjadi di antara para pejabat Eropa dan AS.

Penyerahan sebagian wilayah Ukraina kepada Rusia dianggap sebagai salah satu poin paling kontroversial dalam rencana tersebut.

Your Comment

You are replying to: .
captcha